Sabtu, 19 Januari 2013

Kata - kata diatas gue dapetin dari sebuah novel yang gue baca lagi hujan - hujan pada suatu waktu. Iseng amat baca novel lagi hujan - hujan? Gak, ini bukan iseng, tapi memang orang kalo lagi gila baca kek gitu. Sombong! Gue dapet tulisan itu dari novel ‘2′ karyanya mas Danny Dirgantoro, penulis novel 5cm juga. Kalo dari novelnya, gue nangkep arti tulisan itu sebagai 2 hal. Pertama, berani mencintai bicara soal niat atau keinginan. Ke dua, mencintai dengan berani bicara soal usaha wujud dari niat atau ikhtiar untuk mewujudkan keinginan tadi. Ini menurut pemikiran gue yang dangkal loh. Pada novel ‘2′ tersebut diceritakan tentang seorang anak yang divonis tutup usia pada usia muda karena mengidap kelainan pada tubuhnya yang besar. Anak tersebut mencintai bulutangkis dan ia ingin menjadi seorang pebulutangkis yang dapat mengharumkan nama bangsanya seperti kakaknya. Tapi kelainan pada tubuhnya yang besar / gemuk tidak membuat surut keinginannya tersebut. Ia berani mencintai cita - citanya, dan ia tak sekedar berani mencintai saja. Ia mencintai dengan berani! Karena itu ia berlatih keras untuk bisa menjadi pebulutangkis hebat, untuk ia bisa hidup. Ah malas bikin resensinya, baca sendiri aja ya…ha ha ha… (Niatnya bukan mau bikin resensi). Kembali pada dua poin di atas, yaitu keinginan dan ikhtiar, kedua hal tersebut menurut gue harus sejalan. Ketika lo suka sama sesuatu, misalnya mobil. Lo jangan cuma bisa ngomong pengen mobil aje. Lo juga harus ikhtiar, kerja, nabung, ato yang gampang minta bokap beliin tuh mobil. Ha ha ha Gak! Becanda! Tapi beda kalo lo suka sama seorang cewek. Lo jangan cuma berani bilang ke dia kalo lo suka. Tapi lo harus pastiin kalo cara lo mencintainya adalah dengan berani. Lo bilang lo suka sama dia, tapi lo batas - batasin dia mau apa. Lo bilang lo suka tapi lo tiap hari interogasi dia. Itu berarti lo gak mencintai dia dengan berani bro. Lu cuma berani cinta, tapi gak cintai dengan berani. Ketika lo suka sama seseorang dan lo bilang ke dia kalo lo suka, lo berarti menerima dia apa adanya. Lo nunjukin mana yang salah dan arahin dia mana yang benar dengan cara yang dia sukai. Dia itu tulang rusuk bro, gak bisa dikerasin. Kalo lo kerasin, lo paksa, bisa patah tuh tulang. Gitu baru gantle. Gitu baru namanya lo mencintai dengan berani. Ini menurut gue yang berpikiran dangkal ini lo. Gue nulis ini buat ngomong ke diri gue sendiri, bukan buat lo para pembaca ya… jadi jangan kesal kalo ada yang gak suka ama tulisan gue…hehehehe… Ketika lo mencintai dengan berani, pasti ada hal - hal yang gak lo suka. Atau mungkin hal - hal yang sulit dan berat. Makanya mas Donny bilang, mencintai itu…tidak putus asa. Jangan mudah putus asa bro! Tetap semangat! Ketika lo berani mencintai, punya keinginan akan sesuatu, lo harus mencintai dengan berani apa aja yang ada di depan lo, lo harus ikhtiar melewati segala tantangan, rintangan, cobaan, dan hadangan untuk mencapai apa yang berani lo cintai. Dan ketika melewati itu semua lo harus sabar dan tidak putus asa. Itu kuncinya. Berani mencintai, mencintai dengan berani, karena mencintai itu, tidak putus asa. Ada keinginan, ada jalan. Ada usaha, ada pertolongan. Ada kesabaran, tidak putus asa, ada keberhasilan. Segitu dulu deh…capek!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar